Kutemui wajah rembulan
bersama dingin dan sepinya
lalu terdiam bisu
hanya lamunan yang melayang jauh
menembus khayal dan mimpi
Entahlah...
debu dan peluh telah kulalui
langkahpun tak berhenti seiring panas mentari
namun mengapa hanya jejak basah
yang terlihat jelas, di sudut mata
Aku sungguh tak mengerti
mengapa jalan didepanku begitu terjal meninggi
sedangkan, waktu tinggal hanya separuh
atau mungkin aku yang tidak sadar..?
bila harapan terlalu jauh dari genggaman...?
Entahlah....
kini hanya kerlip bintang
yang terlihat semakin mengecil
Posted in: Puisi Kehidupan
0 komentar:
Posting Komentar