boleh jadi aku merana
boleh pun engkau menggusar
atau juga dia menggerutu kasar
ingatlah pada suatu pertemuan
di padang ilalang aksara kita bersapa
dikerdilkan dengan angaka menghunus
dengan satu pohon yang jumawa
menantang langit
mengguncang singgasana mega
kita di bawahnya ikut menggelar
mengurai senyap yang mendekap
sepi yang merepih
dan tahukah kita?
kalau aku
menjadi kata-kata yang tak pernah
dihentikan oleh koma, atau pun tanda seru !
bahkan sekalipun oleh titik.
pada nyatanya aku adalah labirin
dari nurani dan logika yang mengalir
pilih mana?
aku ! dia ! engkau!
neraka? Surga?
dengan sebuah jawab
ingatlah pada suatu pertemuan kita
Dinegeri Ilalang kita saling berangkulan
Terlepas jumawa atau jalan pintas
Kita hanyalah tarian draft yang mengalir!
Posted in: Puisi Kehidupan
0 komentar:
Posting Komentar