- Bagaimana lagi caranya melangkah di gelap malam ini?
Meraba setiap dinding kegalauan,
Gelap aku tak mampu melihat,
Secuil rindu menyelinap tak tahu diri menggigit sudut hati
Kutitipkan rindu ini,
Pada siapa yang menduduki singgasana pikiran dan jiwaku,
Pada dia..yang tak aku kenal,
Pada dia..yang tiba-tiba datang,
lalu pergi tanpa salam perpisahan
Kutitipkan rindu ini,
Rindu yang lama aku rindukan,
Jangan beritahu malam,
Biarkan senja saja yang menjadi teman,
Temaramnya membuatku tenang
Wahai kau dewa,
Apa kuasaku meminta kau penuhi pintaku,
Bahkan mungkin kau bilang rinduku terlarang,
Harapku terpisahkan oleh batu karang,
Tak akan pernah berani aku menyeberang
Kutitipkan rindu di hatiku,
Untuk Cintaku yang tertohok dalam tenggorokan,
Untuk pelukanku yang tak tersampaikan,
Aku terdiam
Beritahu aku ya dewa,
Bila rinduku adalah terlarang,
Aku memohon ijin untuk sekali saja,
Sekali saja menikmatinya,
Aku mengerti berujung duka,
Nestapaku bukanlah apa-apa
Aku merindu dalam keheningan kalbu,
Menanti dia di bait kekalahan,
Berlutut pasrah di hadapan asa,
Membasuh luka dengan air mata
Kutitipkan rindu di hatiku,
Mencoba memahami apa maunya,
Mendengarkan desir nadi dan detak jantungku,
Bila tiba waktuku maka berhentilah aku,
Tak ada lagi sekeping harap,
Aku kalah melawan pikiranku
Kutitipkan rindu di hatiku,
Pada sebuah nama tak bertuan,
Yang membuatku gelisah siang dan malam,
Namun bila terlarang,
Kumohon sekali saja ijinkan aku menikmatinya sebelum waktuku datang
Posted in: Puisi Cinta
0 komentar:
Posting Komentar